Nikmati Semua permainan dan berita berita ke kinian

3 Raksasa Otomotif Lakukan PHK Massal, Apa Sebabnya?

 

Jakarta - Tahun 2024 menjadi tantangan besar bagi industri otomotif global. Tiga raksasa otomotif—Nissan, Volkswagen, dan Stellantis—mengumumkan pemecatan massal terhadap ribuan karyawan.


Stellantis:


Stellantis mengumumkan pemecatan 1.100 karyawan di pabrik Jeep Gladiator di Ohio dan 400 pekerja di fasilitas Detroit Automotive Parts, AS. Total 1.500 pekerja terkena dampak pada November 2024, setelah sebelumnya memutus hubungan kerja dengan 2.450 karyawan di Michigan pada Agustus.


Keputusan ini diambil untuk memperbaiki penjualan dan keuntungan di pasar AS, di tengah tekanan berat yang dialami perusahaan. Saham Stellantis turun signifikan hingga 41 persen tahun ini, menjadi faktor pendorong PHK.


Nissan: Penurunan Drastis Keuntungan Global


Nissan berencana merumahkan 9.000 karyawan dan memotong gaji para petinggi, termasuk memangkas separuh gaji CEO Makoto Uchida. Produksi juga akan dikurangi sebesar 20 persen di beberapa pabrik.


Langkah ini diambil setelah laporan keuangan menunjukkan penurunan keuntungan hingga 90 persen dari April hingga September 2024 di pasar utama seperti Jepang, China, dan Amerika Utara. CEO Makoto Uchida mengakui target perusahaan terlalu ambisius, sehingga tidak mampu memenuhi kebutuhan pelanggan tepat waktu.


Volkswagen: Tekanan Pasar dari Produsen Kendaraan Listrik China


Volkswagen menghadapi tekanan serupa. Pada September, VW mengumumkan potensi PHK terhadap 15.000 karyawan dan rencana penutupan tiga pabrik di Jerman. VW berupaya menghemat 10 miliar euro untuk mencapai target kenaikan pendapatan sebesar 6,5 persen pada 2026.


Pemecatan ini disebabkan oleh penurunan penjualan, kondisi ekonomi global yang tidak menentu, dan persaingan dengan produsen kendaraan listrik China. Perusahaan baru asal China telah merebut pangsa pasar sebesar 6 persen di Eropa Barat, menambah kesulitan VW dalam mencapai target pendapatannya.


Secara keseluruhan, pemecatan massal oleh Nissan, Stellantis, dan Volkswagen dipicu oleh penurunan signifikan dalam penjualan global. Kondisi ini memaksa mereka mengurangi biaya operasional untuk menjaga stabilitas keuangan. Persaingan dengan kendaraan merek China semakin menambah tekanan, terutama di pasar Eropa dan Amerika Utara.